Dalam lima hari terakhir, total yang menggunakan bus city tour kurang
lebih 568 wisatawan. “Kami belum menginventarisir yang di luar paket
city tour. Karena ada yang langsung menggunakan kendaraan umum dan
kendaraan masing-masing,” tutur Alberto kepada JawaPos (25/8).
Turis asing yang berkunjung ke Jakarta pun beragam. Di antaranya
berasal dari Thailand, Filipina, Kazakhstan, Iran, Syria, Nepal,
Vietnam, Jepang, dan Korea.
Alberto melihat antusiasme turis asing untuk mengeksplor Jakarta
begitu besar. Kunjungan wisata diyakini akan melonjak karena Disparbud
terus menggencarkan promosi ke para official, media asing dan atlet.
“Jadi bus city tour kami, titik keberangkatannya di Wisma Atlet. Kami
didukung Transjakarta. Terus yang digunakan bus tingkat dan rutenya ada
belanja, wisata Monas, Smesco, wisata pertunjukkan, wisata sejarah kota
tua,” pungkasnya.
Paket wisata yang ditawarkan untuk para turis asing yang terlibat di
Asian Games berlaku hingga 1 September mendatang. Sisa waktu sepekan
diharapankan banyak dimanfaatkan para turis asing. “Kami masih ada tujuh
hari ke depan, jadi akan semakin kami gencarkan. Semoga bisa membludak
ke depannya,” ujar Alberto.
Hindari Tidur Mangap, Ini Bahayanya. Tidur nyenyak menjadi dambaan banyak orang karena tak semua orang beruntung bisa terlelap dengan mudah. Namun, dalam beberapa kondisi, tanpa sadar mulut terbuka dengan sendirinya saat seseorang terhanyut dalam mimpi. Seperti dikutip dari Times of India, ternyata bukan hanya memalukan dan terlihat konyol, tetapi tidur dengan mulut terbuka atau mangap menyimpan efek buruk bagi kesehatan tubuh. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Oral Rehabilitation, aliran udara yang masuk melalui mulut bisa menghilangkan saliva atau air ludah. Ketika bernapas melalui mulut, maka menciptakan plak dalam mulut yang pada akhirnya meningkatkan jumlah bakteri jahat dalam mulut. Bau mulut ini bukan hanya kutukan bagi orang yang mengalaminya, tetapi juga bagi mereka yang ada di sekitarnya. Kemudian, bau mulut yang juga dikenal sebagai halitosis adalah hasil dari penurunan saliva di mulut. Ini terjadi karena bernapas dari mulut menur...
Gempa Lombok yang sering diserang Hoaks. Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP), Roysepta Abimanyu, mengungkapkan bahwa gempa Lombok adalah bencana yang paling banyak diserang oleh berita bohong atau hoaks. Menurut Roy, dibanding bencana yang pernah terjadi di tanah air, intensitas dan jenis hoaks yang menyebar lebih banyak. “Ini hoaksnya (bencana Lombok) banyak sekali. Kalau di bencana lain paling hoaxnya ada gempa susulan tapi kalau di sini ini terus berkelanjutan,” tuturnya Roy dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/8/2018). Roy mengungkapkan bahwa berita bohong yang tersebar sendiri seperti berupa adanya gempa susulan dengan kekuatan besar. Sehingga membuat para warga ketakutan, selain hoaks terkait penimbunan logistik bantuan. Roy mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menelan informasi mentah-mentah. “Oleh karena itu masyarakat jangan percaya begitu saja dengan kabar yang beredar, verifikasi dan hubungi hotline jug...
Syafruddin Membeberkan Hasil kerugian Negara. Mantan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Syafruddin Arsyad Temenggung (SAT) membeberkan terjadinya kerugian negara atas menyusutnya aset kredit petani tambak. Menurutnya itu terjadi bukan saat dia menduduki kursi orang nomor satu di BPPN pada periode 2002-2004, melainkan terjadi pada 2007. Demikian dikemukakan Syafruddin saat diperiksa sebagai terdakwa dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi penerbitan Surat Keterangan Lunas (SKL) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (24/8). Syafruddin menuturkan, aset kredit petambak adalah aset yang dimiliki oleh Bank BDNI yang diambil alih oleh BPPN berdasarkan penyerahan dari Bank Indonesia kepada BPPN sebagai Bank Dalam Penyehatan. “Pada saat BPPN bubar 27 Februari 2004, BPPN menyerahkan kepada Menteri Keuangan berupa utang petambak sebesar Rp 4,8 triliun. Di mana pada 21 Mei 2007, Menteri Keuangan telah m...
Comments
Post a Comment